Langsung ke konten utama

Sang Pedagang Pencari Upah yang menuntut HAM

Suara tangisan semakin menderu,
jeritan teriakan suara bergerumuh tak kunjung padam dari kicauan sang pedagang

itulah sehari-hari yang dilakukan oleh orang yang ingin Hak Asasi Manusia nya di perhatikan

Mungkin tepatnya kejadian itu terjadi sudah 2 tahun yang lalu, tapi hingga saat ini masalah itu tak kunjung redam, bahkan bisa dikatakan semakin menjadi saja permasalahan tersebut

orang-orang yang dulu dikira berbaik hati, ternyata bermuka topeng palsu,
tak khayal tingkah lakunya seperti musuh dalam selimut sungguh tragis hal. ini, Memilukan

Kejadian bermula dari sebuah Pasar yang berada di salah satu Kelurahan di Yogyakarta,
awalnya dari Pemerintah Desa  akan mengadakan perbaikan pasar dan mengajak kepada para Pedagang untuk merelokasi dagangannya. Pemerintah akan membangun pasar itu kembali. Memang hal ini, langkah yang bagus bagi suatu Pemerintahan, namun belum tentu bagi para pedagang yang saban hari berjualan disitu. Dalam hal ini, ternyata Pemerintah Desa tak mau ambil rugi, hal ini dijadikan lahan bisnis bagi sang Pemegang Kekuasaan. Jadi, setelah Pemerintah membangunkan Pasar, para pedagang dharuskan membayarkan uang ke Pemerintah Desa,, alih-alih pembelian Kios tersebut.  Dari harga saja, sudah menyulitkan para pedagang tersebut. Kios terdapat berbagai harga tergantung ukuran ada yang 5 juta, 10 jt, 50 juta, bahkan sampai 150 juta. Harga yang cukup fantastis bukan.


Mungkin dibenak kalian yang memegang banyak uang, harga kios tersebut cukup murah , tapi bagi Pedagang pasar tersebut, yang belum tentu sehari dapat untung, bahkan bisa menanggung rugi disetiap harinya. Bayangkan, bagaimana mencari uang sebanyak itu untuk menebus kiosnya kembali. Apabila mereka tidak bisa membyar uang tersebut, maka Kios tersebut akan pindah ke tangan orang lain yang bisa untuk membayarnya. Tentu saja, pedagang yang lama akan tergusur, dan akhirnyapun tak berjualan dan menjadi Pengangguran.

Banyak sekali pedagang yang berada disini, seperti Pedagang Pakaian, Buah, Jenang, Gudheg, Plastik, Sembako, Jajanan Pasar, Daging.

Nah, awalnya ini ada salah satu anggota DPRD yang mau membantu menyelesaikan masalah ini, dia sampai membawakan pengacara pula tuh untuk membnatu melawan Pemerintah atas ketidak setujuan Pembangunan dan Harga kios yang begitu mahal, eh ternyata, sekarang akhirnya terlihat juga dia juga membantu / Pro Pemerintah yang tentunya hanya ingin mendapatkan keuntungan saja tanpa memikkirkan rakyat kecil.

Tak habis pikir, seharusnya sebagai anggota DPRD itu ia membantu menyelesaikan masalah wong cilik, khan itu kewajiban DPRD membantu aspirasi masyarakat.

Udah rakyat miskin menderita, malah dibikin menderita lagi. Masih jaman ia kayak gitu,
Mana, bung?? Katanya dah MERDEKA,, inikah yang disebut Merdeka, sana sini kemiskinan masih merajalela bukannya berkurang malah makin tambah aja orang yang semakin tertindas.

Dimana Pemerintah saat ini????

Tentu saja dari Pedagang tak hanya diam saja. Para pedagang melakukan demo ke Bupati, DPRD Provinsi, dan lain sebagainya. Namun, sampai sekarang tidak ada hasil yang membawa ke titik terang.
Bahkan semakin memperlihatkan ke kritisannya.

Disini salah satu kegagalan Pemerintah dalam hal memperjuangkan nasib wong cilik.
Saya disini berharap Pemerintah dalam hal ini turun tangan untuk membantu masyarakat yang mungkin masih berlatar belakang pendidikan rendah, bahkan terkadang ada yang buta aksara tulis.

Dengarlah keluhannya, terkadang para masyarakat yang seperti ini jarang diperhatikan.
Masyarakat juga terkadang takut untuk menyampaikan uneg-unegnya.

Moga cepet kelar dah masalah ini, supaya tak ada pihak yang merasa dirugikan,
pemerintah aman, rakyatpun senang..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khittah Palembang dan Ponorogo (Muhammadiyah)

  Matan Khittah Palembang Muhammadiyah pertama kali memperkenalkan konsep khittah Khittah Palembang dirumuskan pada masa kepemimpinan A.R. (Ahmad Rasyid) Sutan Mansur tahun 1956 – 1959. Isi Matan Palembang  1.        1.  Menjiwai pribadi anggota dengan ibadah, iman, akhlak dan ilmu pengetahuan 2.        2.  Melaksanakan uswatun khasanah 3.        3.  Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasI 4.        4.  Memperbanyak dan mempertinggi mutu amaL 5.        5.  Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader 6.        6.  Mempererat ukhuwah islamiyah 7.        7.  Menuntun penghidupan anggota Matan Khittah Ponorogo Setelah dekade-dekade sebelumnya, 20-50 an masih mencari bentuk berbagai landasan ideologisnya, pada dekade 60-an tepatnya tahun1969 Muhammadiyah menghasilkan produk yang memuat tentang politik. Ya, dalam sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo lahirlah Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1969 singkatnya disebut “Khittah Ponorogo”. Khittah ini la

Mengenal Lapping & Kitting

Perusahaan industri, jasa maupun dagang sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan sumber daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control ).              Pentingnya mengembangkan program audit yang mencakup prosedur menyeluruh untuk mengaud

Lirik Lagu Terimakasih Ustadz

Alangkah indah masa kecilku Ngaji al Qur’an riang selalu Tiada hilang dari ingatan Sungguh indah berkesan Betapa mulya ustadz-ustadzku Tiada pernah engkau mengeluh terimaksih untuk ustadzku atas bimbinganmu Reff: Ya Allah dengar do’aku Lindungi ustadzku Terimalah jasa-jasaNya Ampuni Dosanya Lagu inilah yang dipakai di TPA kami untuk melakukan wisuda kelulusan santri-santri TPA Bila ingin meminta lagunya bisa meminta ke penulis. Salam, Intan