Yogyakarta - Pemilik sawah mungkin merugi karena padinya rusak akibat pembuatan crop circle di Berbah, Sleman. Namun kemunculan pola unik nan misterius ini justru mendatangkan rezeki bagi warga desa setempat.
Bagaimana tidak, sejak crop circle itu muncul, banyak orang berduyun-duyun mendatangi Desa Jogotirto, Berbah, Sleman. Mereka ingin melihat langsung keindahan crop circle yang hingga kini pembuatnya masih misterius itu.
Momen ini tentu tidak disia-siakan oleh warga setempat. Mereka pun bekerja sama untuk meraup pundi-pundi rupiah. Misalnya melalui jasa tempat parkir. Secara berkelompok, mereka menyediakan sejumlah tempat parkir untuk para pengunjung.
Parkir kendaraan itu tersebar di sepanjang jalan desa. Ada juga kelompok yang menggunakan halaman rumah warga dan halaman sekolah untuk tempat parkir pengunjung.
Tarifnya mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 2 ribu untuk parkir sepeda motor. Sedangkan untuk parkir mobil, mereka mengenakan tarif sebesar Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Areal parkir para warga desa itu, tidak pernah sepi.
"Ya lumayan untuk tambah pendapatan," kata salah satu pemuda desa sambil mengatur motor-motor pengunjung yang datang.
Para pengunjung pun mengaku senang dengan adanya parkir kendaraan ini. Mereka bisa menonton keindahan crop circle dengan tenang tanpa khawatir dengan kendaraan mereka. "Malah lebih aman kalau diparkir," kata salah satu pengunjung.
Selain parkir kendaraan, sejumlah warga desa juga menjual aneka makanan dan minuman untuk para pengunjung. Jualan mereka juga laris manis dibeli oleh para pengunjung yang hilir mudik, silih berganti datang ke lokasi.
"Lumayan juga yang beli," kata seorang ibu penjual minuman di dekat areal crop circle.
Ada juga warga yang menjual foto-foto crop circle. Foto-foto itu dijual dalam berbagai ukuran mulai dari 5 R higga 10 R. "Kalau yang 5R harganya Rp 5 ribu, kalau yang 10R harganya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu," kata penjual laki-laki itu.
Allah itu memang adil,,
Semoga orang-orang terus mendatangi jogja
Jogjakarta Never Ending Asia
Bagaimana tidak, sejak crop circle itu muncul, banyak orang berduyun-duyun mendatangi Desa Jogotirto, Berbah, Sleman. Mereka ingin melihat langsung keindahan crop circle yang hingga kini pembuatnya masih misterius itu.
Momen ini tentu tidak disia-siakan oleh warga setempat. Mereka pun bekerja sama untuk meraup pundi-pundi rupiah. Misalnya melalui jasa tempat parkir. Secara berkelompok, mereka menyediakan sejumlah tempat parkir untuk para pengunjung.
Parkir kendaraan itu tersebar di sepanjang jalan desa. Ada juga kelompok yang menggunakan halaman rumah warga dan halaman sekolah untuk tempat parkir pengunjung.
Tarifnya mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 2 ribu untuk parkir sepeda motor. Sedangkan untuk parkir mobil, mereka mengenakan tarif sebesar Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Areal parkir para warga desa itu, tidak pernah sepi.
"Ya lumayan untuk tambah pendapatan," kata salah satu pemuda desa sambil mengatur motor-motor pengunjung yang datang.
Para pengunjung pun mengaku senang dengan adanya parkir kendaraan ini. Mereka bisa menonton keindahan crop circle dengan tenang tanpa khawatir dengan kendaraan mereka. "Malah lebih aman kalau diparkir," kata salah satu pengunjung.
Selain parkir kendaraan, sejumlah warga desa juga menjual aneka makanan dan minuman untuk para pengunjung. Jualan mereka juga laris manis dibeli oleh para pengunjung yang hilir mudik, silih berganti datang ke lokasi.
"Lumayan juga yang beli," kata seorang ibu penjual minuman di dekat areal crop circle.
Ada juga warga yang menjual foto-foto crop circle. Foto-foto itu dijual dalam berbagai ukuran mulai dari 5 R higga 10 R. "Kalau yang 5R harganya Rp 5 ribu, kalau yang 10R harganya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu," kata penjual laki-laki itu.
Allah itu memang adil,,
Semoga orang-orang terus mendatangi jogja
Jogjakarta Never Ending Asia
Komentar
Posting Komentar